1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu
keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat
diabaikan (Cunningham, etc) alih bahasa Hartono, dkk, 2006 : 23).
1.2 Tanda – Tanda Kehamilan
1.2.1
Gejala Kehamilan Tidak Pasti :
1. Tidak haid adalah gejala pertama yang dirasakan
oleh seorang wanita yang menyadari kalau dirinya sedang hamil. Penting untuk
dicatat tanggal hari pertama haid terakhir guna menentukan usia kehamilan dan
memperkirakan tanggal kelahiran. Rumus sederhana menentukan tanggal kelahiran
yaitu tanggal ditambah 7 sedangkan bulan dikurangi 3, dihitung dari tanggal
pertama haid terakhir.
2. Mual dengan diikuti muntah ataupun tidak sering
terjadi pada bulan bulan pertama kehamilan.
3. Mengidam atau menginginkan sesuatu baik itu
makanan, minuman atau hal hal yang lain.
4. Gangguan buang air besar karena pengaruh
hormonal.
5. Sering kencing terutama bila kehamilan sudah
besar.
6. Kadang kadang wanita hamil bisa pingsan di
keramaian terutama pada bulan bulan awal kehamilan.
7. Tidak ada nafsu makan, mungkin ada hubungannya
dengan mual mual diatas.
1.2.2
Tanda Kehamilan Pasti :
1. Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari
sebelumnya yang kira kira terjadi diatas minggu ke 12 kehamilan.
2. Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari
vagina karena pengaruh hormonal.
3. Perubahan payudara menjadi lebih tegang dan
membesar.
4. Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah
kehamilan 14 minggu.
5. Tes kehamilan memberikan hasil positif.
6. Pada perabaan di bagian perut dirasakan adanya
janin serta gerak janin.
7. Bila didengarkan menggunakan alat Doppler maka
akan terdengar detak jantung janin.
8. Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.
9. Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka
janin.
1.3 Perubahan – Perubahan Fisiologi
1. Rahim atau Uterus
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada uterus adalah uterus
akan membesar pada bulan – bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Berat uterus normal ± 30 gram, pada akhir kehamilan (40
minggu) menjadi 100 gram, dengan panjang ± 20 cm dan dinding ± 22,5 cm.
Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting
diketahui, antara lain untuk membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil
fisiologik, atau hamil ganda, atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebagainya (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 89).
Sumber lain juga menyebutkan "rahim yang semula besarnya sejempol atau
beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperflasia sehingga beratnya
menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan" (Manuaba, 1998 : 106).
2. Serviks uteri
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada serviks uteri
terjadi juga karena pengaruh hormon estrogen. Akibat kadar estrogen
meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks
menjadi lunak (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 89).
3. Vagina dan Vulva
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada vagina dan vulva
juga terjadi akibat hormon estrogen yang mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi
mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak
kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna porsiopun
tampak livide (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 95).
4. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis
sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. korpus luteum graviditatis
berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian mengecil setelah plasenta
terbentuk (Hanifa, Abdul Bari dan
Trijatmo, 2005 : 95).
5. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,
estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air
susu. Dibawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin
terbentuk lemak disekitar kelompok-kelompok alveolus sehingga mamma
menjadi lebih besar. Papila mamma akab lebih membesar, lebih
tegak, dan tampak lebih hitam, seperti
seluruh aerola mamma karena hiperpigmentasi (Hanifa, Abdul
Bari dan Trijatmo, 2005 : 95). Sumber lain menyebutkan "sedikit pembesaran
payudara, peningkatan sensitivitas dan ras geli mungkin dialami khususnya oleh primigravida,
pada kehamilan minggu ke-4. Cairan yang jenrnih ditemukan dalam payudara pada
usia kehamilan 4 minggu dan kolostrum dapat diperah keluar pada usia
kehamilan16 minggu (Farrer, 2001 : 64).
6. Sirkulasi Darah
Perubahan fisiologis selama kehamilan pada terjadi pula pada sirkulasi
darah. Perubahan sirkulasi darah ini terjadi akibat adanya sirkulasi ke plasenta,
uterus yang terus membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, mamma
dan alat lainnya yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah
ibu bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.
Volume darah akan bertambah banyak kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32
minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira
30% (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 96).
7. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh
tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu
ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernafas
lebih dalam (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 96).
8. Traktus digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nusea).
Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus
otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus
digestivus juga berkurang. Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama
kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hariyang
dikenal sebagai morning sickness (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 96).
9. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus gravidarum keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kahamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai
tertekan kembali (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 97.
10. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melalnophore stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi
yang sama, juga di daerah aerola mamma. Linea alba pada
kehamilan menjadi hitam, dikenal dengan linea grisea. Tidak jarang
dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik
dan kebiru-biruan, disebut striae albikantes (Hanifa, Abdul Bari dan
Trijatmo, 2005 : 96). Sumber lain menyebutkan "pigmentasi yang lebih gelap
terjadi pada puting dan aerola mammae, wajah (kloasma-topeng
kehamilan) dan garis tengah abdomen (dari bagian atas umbilikus
hingga rambut pubis)-linea nigra (Farrer, 2001 : 65).
11. Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi, sistem endokrin
juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tireoidea)
(Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 98). Secara umum dampak dari
metabolisme ini akan terjadi kenaikan berat badan. Berat badan wanita hamil
akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat
badan ini terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat
badan ini disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus, plasenta, dan likuor
amnii) dan dari ibu sendiri (uterus dan mamma yang membesar,
volume darah yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya
retensi air) (Hanifa, Abdul Bari dan Trijatmo, 2005 : 98).
12. Edema
Edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan hal fisiologis.
Namun bila disertai edema di tubuh bagian atas seperti muka dan lengan,
terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah, maka dapat dicurigai adanya
preeklamsia (Manjoer, dkk, 2001 : 258).
13. Tulang dan Gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen
melunak (softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian.
Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan janin, kalsium
maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan
ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium (Mochtar,
1998 : 38).